Live A Life Other Don’t Understand
Menghadapi kehidupan yang penuh dengan ekspektasi sosial seringkali membuat kita merasa tertekan untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma yang ada. Namun, ada sebuah kekuatan tersembunyi dalam menjalani hidup yang mungkin tidak dipahami oleh orang lain. Filosofi ini mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati ditemukan bukan dalam pemenuhan harapan orang lain, melainkan dalam keselarasan dengan diri sendiri.
Jean-Paul Sartre, seorang filsuf eksistensialis, menekankan bahwa manusia pada dasarnya adalah makhluk bebas yang bertanggung jawab atas makna hidupnya sendiri. Menurutnya, kebebasan sejati terletak pada kemampuan untuk mendefinisikan diri kita sendiri tanpa terikat oleh harapan eksternal. Hidup yang otentik, seperti yang diuraikan oleh Sartre, berarti berani memilih jalan yang mungkin tidak sesuai dengan standar sosial, tetapi sejalan dengan nilai-nilai pribadi kita.
Di sisi lain, teori psikologi humanistik Abraham Maslow tentang aktualisasi diri menekankan pentingnya memenuhi potensi individu. Maslow berpendapat bahwa mencapai puncak piramida kebutuhannya—aktualisasi diri—melibatkan keberanian untuk hidup sesuai dengan visi pribadi kita, meskipun orang lain mungkin tidak mengerti atau bahkan tidak setuju. Aktualisasi diri adalah proses menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri, yang sering kali menuntut kita untuk menentang norma-norma sosial yang menghambat perkembangan pribadi.
Lebih jauh lagi, konsep “kehidupan yang tidak diperiksa” oleh Socrates dapat diaplikasikan di sini. Socrates percaya bahwa kehidupan yang tidak diperiksa tidak layak untuk dijalani. Artinya, kita perlu merenungkan dan mempertanyakan keputusan serta jalan hidup kita, alih-alih mengikuti arus tanpa berpikir. Ketika kita memeriksa kehidupan kita sendiri dan menemukan bahwa jalan yang kita pilih adalah yang paling bermakna bagi kita, maka tidak masalah jika orang lain tidak mengerti atau menyetujui.
Akhirnya, menjalani hidup yang mungkin tidak dipahami oleh orang lain adalah tindakan keberanian yang mendalam. Itu adalah bentuk perlawanan terhadap konformitas dan penegasan kebebasan individu untuk menjalani kehidupan yang autentik. Karena pada akhirnya, makna hidup hanya bisa ditemukan dan dipahami oleh individu itu sendiri.